Twenty Five Twenty One adalah seri televisi Korea Selatan tahun 2022 yang disutradarai oleh Jung Ji-hyun. Twenty Five Twenty one mengambil latar tahun 1998 hingga 2001 yang mengangkat kisah cinta dan indahnya persahabatan, juga perjalanan saat mereka tumbuh dewasa. Drama ini mengikuti kisah lima anak muda dengan mimpi yang terhalang akibat peristiwa krisis ekonomi Asia tahun 1998. Drama ini memperlihatkan pergulatan batin para remaja akan pilihan dalam hidup mereka. Baek Yi-jin, Na Hee-do, Ko Yu-rim, Moon Ji-woong, dan Ji Seung-wan membuat penonton larut dalam manis pahit kehidupan mereka. Secara garis besar, 'Taeyang squad' mengajarkan bahwa setiap orang memiliki jalan masing-masing dalam memperjuangkan impian.
Di setiap drama pasti ada saja dialog yang menyentuh hati dan terasa relate dihidup kita, dan terkadang dapat memberikan motivasi. Berikut ini beberapa quotes yang ada di drama Twenty Five Twenty One.
- "Jika mengubah tragedi jadi komedi, hatimu akan merasa lebih baik." Na Hee-do
- "Hidup yang tidak sesuai impian bukanlah hidup yang gagal, dan hidup yang sesuai impian belum tentu hidup yang berhasil. Aku hanya ingin melakukan tugas yang diberikan kepadaku dengan baik. Itulah impianku sekarang." Baek Yi-jin
- "Meski gagal, kuharap hati yang kuat untuk bangkit lagi akan terus memihak kita." Baek Yi-jin
- "Setiap kau merasa lelah, ingatlah betapa sulit kau memulainya." Yang Chan-mi
- "Terkadang egois bisa menjadi bentuk perhatian terbaik." Na Hee-do
- "Dahulu kupikir kebahagiaan hanya sebatas mendapatkan medali & menghasilkan uang. Namun, rupanya medali & uang tak bisa memberi kebahagiaan seperti ini." Ko Yu-rim
- "Jika duniamu lenyap, pergilah ke dunianya." Ko Yu-rim
- "Pikirmu kenyataan yang terjadi akan sesuai dengan perkiraanmu? Tidak sama sekali. Jika datang ke tempat begini, hal yang seharusnya tak terjadi dihidup mu, yang seharusnya tak boleh terjadi, dan yang lebih baik tak terjadi malah akan terjadi. Saat berbuat hal buruk, imajinasi orang dewasa dan anak dibawah umur bagaikan langit dan bumi." Baek Yi-jin
- "Masa kini bisa saja merenggut mimpimu. Tak hanya mimpi, tetapi juga uang dan keluarga." Baek Yi-jin
- "Aku punya keberanian untuk berbuat ulah, tetapi tak berani bicara pada ibu. Bisa saja ibuku adalah tembok tertinggi bagiku." Na Hee-do
- "Kemampuan tak meningkat bak lereng, tetapi bak tangga. Naik selangkah demi selangkah." Hee-do Appa
- "Sepertinya ada tingkatan dalam berusaha, padahal bertahannya sama saja." Na Hee-do
- "Aku gagal mengendalikan jarak dengan semua orang yang kusuka, aku tidak bisa menyukainya lagi." Na Hee-do
- "Aku tak bisa menganggap tiap harinya adalah tragedi hanya karena terus kalah. Itu lebih mudah dilupakan dengan tawa. Setelah itu, aku bisa maju lagi." Na Hee-do
- "Saat lelah, tak apa mengeluh dan merajuk." Yu-rim Appa
- "Aku tidak kecewa meski mimpiku tidak jadi kenyataan. Aku sudah terbiasa kalah dan gagal." Na Hee-do
- "Semua orang ingin memiliki hati yang kuat, yang tidak takut kalah dan gagal sepertimu." Baek Yi-jin
- "Aku hanya memikirkan hal yang sudah hilang. Namun, kau memikirkan hal yang bisa kau raih." Baek Yi-jin
- "Berkencan lah dengan orang yang bisa membuat diri kalian menjadi lebih baik saat bersama." Yi-jin Eomma
- "Sepertinya kita belum pernah melihat dunia tempat kita boleh payah ataupun gagal." Baek Yi-jin
- "Aku hanya akan berusaha demi diriku. Karena hanya aku yang tahu usahaku." Na Hee-do
- "Kau harus merasakan cinta sesungguhnya, baru perpisahan akan terasa menyedihkan." Baek Yi-jin
- "Kau pasti sangat lelah untuk bisa sampai di titik itu. Kau pasti sering menangis dan menderita tanpa orang lain ketahui. Kau sudah berusaha keras, dan kedepannya teruslah berjuang." Ahjussi
- "Tahu saatnya untuk menyerah juga sebuah kemampuan." Pelatih
- "Rasanya kita seperti makin menjauh. Duniamu dan duniaku bagaikan makin terpisah. Kau berada jauh di depanku, sedangkan aku merasa tertinggal jauh di belakangmu." Na Hee-do
- "Kesalahan-kesalahan itu bisa diterima dari beberapa sisi." Na Hee-do
- "Seseorang harus melepas penatnya disaat sulit. Dia harus berbahagia agar lupa dengan kesedihannya. Setelah itu, barulah bisa bangkit kembali." Yang Chan-mi
- "Ini hasil yang sudah jelas karena aku tidak berusaha. Bukankah lebih memalukan jika berharap nilaimu akan bagus padahal tak berusaha?" Moon Ji-wong
- "Mana ada hal yang abadi? Semua hal hanya sementara, dan hidup terus mengalir. Namun, itu tak sepenuhnya buruk." Na Hee-do
- "Terkadang, kata seperti 'kau pasti bisa' atau 'semangat' malah bisa membuatmu patah semangat." Baek Yi-jin
- "Aku tidak mau hidup menjadi orang yang tak memedulikan sekitarku hanya karena bukan aku yang mengalaminya." Ji Seung-wan
- "Berani memulai adalah yang terpenting." Na Hee-do
- "Kau harus tahu cara beradaptasi dengan dunia, kau tak bisa hanya melakukan hal yang kau anggap benar." Seung-wan eomma
- "Aksi lebih penting daripada perkataan." Na Hee-do
- "Menyatakan cinta sama saja bertaruh, kau mendapatkannya atau kehilangan segalanya." Ko Yu-Rim
- "Meski sudah didapatkan sekalipun bukankah pada akhirnya akan hilang? Tidak ada yang abadi." Na Hee-Do
- "Justru karena tidak ada yang abadi, jika kehilangan sesuatu kita akan merasa sakit dan tersiksa. Namun, yang penting kita sudah pernah mendapatkan hal itu." Ko Yu-Rim
- "Aku belajar darimu agar melawan mati-matian, tidak diam saja saat diperlakukan buruk. Kita juga bisa meraih sesuatu jika melawan dan berjuang." Ko Yu-Rim
- "Hal yang aku jual adalah diriku karena uang. Aku memprioritaskan uang, aku harus punya uang untuk bertahan hidup, harus ada uang agar keluargaku tidak menderita." Ko Yu-Rim
- "Hidup sangatlah berharga. Ayo saling mencintai agar tak menyesal selagi kita masih hidup." Baek Yi-jin
- "Satu orang akan terus merasa bersalah, dan orang yang lain harus terus berusaha memaklumi. Kau tak apa dengan hubungan begitu?" Eomma Hee-do
- "Meski selalu berusaha sekuat tenaga, nyatanya kita semua masih berbuat kesalahan." Baek Yi-jin
- "Di dunia ini tdk semua hal berjalan sesuai dengan kemauan kita." Na Hee-do
- "Kita hanya saling mencintai saat senang, tetapi saling membebani saat susah." Na Hee-do
- "Aku tumbuh sendiri dan kesepian, dan kaulah orang yang memelukku dengan hangat." Na Hee-do
- "Kaulah orang yang selalu membuatku bangkit disaat diriku amat terpuruk. Jika bukan karena kau, aku tak akan bisa sampai disini." Baek Yi-jin
- "Saat aku tidak bisa percaya kepada diriku, aku percaya kau yang memercayai aku." Na Hee-do
- "Kau selalu membuatku tersenyum dan saat bersamamu aku bagaikan memiliki semuanya meski tidak punya apa-apa." Baek Yi-jin
- "Masa cinta dan persahabatan adalah segalanya,masa yang hanya berlangsung sebentar didalam hidup ini. Persahabatan yang ribut dan cinta yang menggebu-gebu, karena masa-masa singkat itulah yang membuat hidup ini berwarna." Na Hee-do
- "Ada masa aku memperjuangkan segala hal yang ingin kumiliki, aku keliru dengan berpikir telah berhasil mendapatkan cinta dan persahabatan. Setelah semua berlalu, aku sadar semua hari itu hanyalah sebuah pelatihan. Aku merasa bahagia dengan kekeliruanku dahulu. Kuanggap semua hal didunia ini abadi. Namun, ada satu hal yang berhasil ku miliki. Musim panas tahun itu adalah milik kami." Na Hee-do
Komentar
Posting Komentar